Selasa, 22 Maret 2016

MALAIKAT CANTIKKU

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat ukhrowi...

ini nih... hasil karya sahabat kita yang memenangkan event lomba kemarin...
penasaran ??? kayak apa sih karyanya ?? nah.. daripada tanya tanya sendiri, yookkk langsung aja dibaca.
 
MALAIKAT CANTIKKU
oleh : Sugiati Ning Sih



Senin,22 Desember 2014
WuuuUUsSHHh....!
      Seperti biasa angin sejuk mulai berkelana menusuk sudut sudut kulit ini seakan-akan helaian halus yang tertancap di kulit merubah posisi menjadi siap karena dinginnya suhu yang dibawa. Burung sekitar mulai serempak bernyanyi, bersenandung lagu pembangkit.Matahari mulai tersenyum dengan kilauan  sinarnya.  Hyuufhh...Menandakan hari sudah pagi.
            Aku mencoba beranjak dari tempat tidurku namun rasa malas mulai menyergapku. Akhirnya dengan malas
aku hanya duduk ditempat tidur.Sambil menjernihkan mata kuamat-amati sekeliling kamar.Mataku berhenti berkeliling saat menatap sebuah foto yang berukuran agak besar dengan bingkai coklat mawar dengan tulisan ‘MAMA LOVE NELA’ .Kuamati dalam dalam tulisan itu, Yeah! Itu adalah kado ulang tahunku yang ke-11  dari mama. Mama? Yap. Aku ingat betul.Tahun kemarin dulu mama pernah bilang padaku,”Sayang,nanti kalau waktu ulang tahunmu,kamu mau minta kado apa,Nak?”.Katanya. “Ma,aku mau dibeliin sepeda biar mama gak capek tiap hari harus nganterin nela teruss..sama nela mau kado yang sangat sangat spesial dari mamaku yang tercinta ini..!”Pintaku manja.
“Iya,sayangku..tapi nela harus janji 1 hal sama mama.Nela sanggup?”.Kata mama sambil senyum. Dengan lagakku yang berfikir-fikir mencari jawaban ‘iya’ atau ‘tidak’,akhirnya aku mengiyakan sanggup dan bertanya,”Apa ma janji itu?”
“Kamu harus bisa mendapatkan juara 1 pada saat ujian nanti!”Jawabnya sambil tersenyum meledek. Huuffpp....memang sih pada saat itu ultahku bertepatan dengan UAS.
“Haduhh..!!”bisikku lirih. Padahal biasanya aku juara 1 dari bawah.hehehe.Tapi apa sih yang enggak buat mama.Cieellahh..!! dan setelah ku fikirkan akhirnya aku menjawab,”Oke,ma.Aku sanggup kok dapat juara 1 dikelas tapi dari bawah ya..hehehe”.Kataku sambil tertawa. “Kamu ini,itu namanya bukan juara tapi jauhnya..haha”.Balas mama sambil tertawa juga. “Baiklah,Ma. Nela sanggup kok! Lihat saja nanti..!”.Kataku serius.
            3 hari sebelum UAS berlangsung,Aku mulai belajar dengan giat dan sungguh-sungguh.Semua buku ku pelajari,setiap pulang sekolah aku belajar kepada guru. Aku bertanya materi-materi yang susah.Sampai pernah aku kehujanan pulang karena terlalu larut hingga semuanya basah.Sialnya, selama 1 minggu ujian berlangsung aku demam.Tetapi demi janjiku kepada mama rasa demampun terobati.
            Setelah 3 hari menunggu hasil ujian yaitu tanggal 21 Desember 2013 yang bertepatan dengan hari ulang tahunku.Aku sangat tidak sabar,semua murid dihimbau untuk masuk ke kelas.Dengan cepat aku masuk ke kelas dan langsung duduk. Bu Cariel.Dia adalah wali kelas kami.Dia cantik,baik,serta ramah denganku dan teman-teman lainnya.
            Deg!Begitu degup jantungku yang berdetak sangat cepat seakan ingin melepaskan kemarahan.Huuffpp..Aku menunggu satu persatu nama dibacakan.Namun,sebelum itu bu Cariel berkata,”Anak-anakku sekalian.Ada satu yang menarik dari hasil ujian kali ini.Ada sebuah prestasi yang tiba-tiba diraih oleh seorang murid yang sebelumnya selalu mendapat rangking 1 tapi dari bawah atau terakhir.”.Katanya sambil tersenyum heran. Seluruh teman-teman tertawa terbahak-bahak.Aku hanya diam dan menunggu serta agak tersipu malu karena aku merasa saja yang dibicarakan bu cariel itu adalah aku.hehehe.
Bu cariel menenangkan kegaduhan yang ada.Semua diam.Lalu beliau membacakan juara dimulai dari juara 3. “Nah,anak-anakku ibu akan membacakan ketiga besar dari kelas kita.Untuk juara ke-3 diraih oleh...”. Jantungku semakin berdegup kencang saja. “Nadia!!,silakan maju nak”.
Huffppp.....Nadia ternyata.tenang masih ada juara 1 dan 2. Kemudian bu cariel melanjutkan lagi.”Kemudian juara 2 ini yang mengejutkan ibu dan p
astinya kalian semua. Juara 2 diraih olehh...”. Apa? Apa maksud bu cariel bicara seperti itu? Apa aku hanya mendapat juara 2 kah?Seluruh pertanyaan menghujam otakku disertai dengan degup jantung yang semakin berdetak dengan cepat seakan akan hampir mau lepas.Aku ingin menangis.Belum.Aku harus tahan dulu. “Nela Anastasya Wiraadjmaja...!!Nela silakan maju nak,ibu sangat bangga padamu.Karena usahamu kamu bisa menjadi unggul.Pertahankan sayang.”. Tidak!!! Hanya dalam hati kubisa menjerit dengan sekeras-kerasnya.Walaupun seluruh kelas riuh dengan tepuk tangan.Aku menangis dalam hati.Aku tidak mampu berkata apa-apa.Hanya pertanyaan-pertanyaan yang menghujam otakku yang sekarang kufikirkan.Bagaimana dengan mama?Bagaimana tanggapan mama nanti?Bagaimana respon mama nanti?Aku sudah membuat mama kecewa pastinya.Aku takut jika mama sedih. Aku hanya maju dengan diam.Aku masih menahan air mata yang sedari tadi aku tahan.Aku hanya tersenyum kecil kepada bu Cariel dan teman teman.

                        Pembagian raport hasil ujian telah selesai .Bel sudah berbunyi menandakan waktu pulang!Badanku rasanya tiba-tiba jadi tidak enak.Apa karena hasil ujian tadi ya?Atau aku takut dengan reaksi mama nanti? Oh,Tuhan kuatkan aku!
            15 menit aku menunggu di gerbang.Tapi kenapa tak ada supir atau mama atau siapapun yang menjeputku.Dimana mereka?Terpaksa aku pulang ke rumah dengan jalan kaki.Jarak rumah dengan sekolahku berkisar kira-kira 2 km,mungkin itu jarak yang cukup jauh. Akan tetapi, daripada aku menunggu sampai sore dengan solusi yang berat aku harus pulang dengan jalan kaki.Di perjalanan pulang,keringat dingin  tiba-tiba menyergapku,perutku agak terasa sakit, Ya karena siang ini aku belum makan.Wajarlah,tapi kenapa perasaanku jadi tidak enak begini ya!Ah, paling hanya perasaanku, sedikit lagi sampai dirumah. Perjalanan setengah jam  lebih yang cukup melelahkan dan membuatku pusing.hahaha. ini kali pertama aku jalan kaki dari sekolah hingga kerumah.
            Hyuuffpp...sedikit lagi sudah sampai. Dengan sisa tenaga yang kumiliki aku mencoba berlari sekencang mungkin.Namun,anehnya dari kejauhan kenapa rumah ramai orang ya?Aku semakin tidak mengerti dengan hari ini.Semakin dekat dengan rumahku, Dan setibanya dirumah ternyata.......................KrrekkKkK!!!!!
Suara pekik dari pintu memecah lamunanku.PAPA.Tak terasa bulir-bulir bening menetes dari sudut mataku.Kuusap dengan segera agar tak ketahuan oleh papa.
“Wahh....Cinderella papa sudah bangun ternyata!!”.Sambut papa. “Huuaahhh!!...Iya pa,ada apa?”.
“Emmm..Nak,segera mandi sana.Papa mau ajak kamu kesuatu tempat yang indah.”. Kemana?Bisikku dalam hati.Tetapi papa menyuruhku untuk segera bergegas mandi.Kemudian,aku mandi dan berpakaian juga berdandan.Kata mama perempuan itu harus feminim kalau tomboy itu namanya wanita jadi-jadian.”Nela,udah selesai belum nak?”.Teriak papa dari bawah. “Bentar pa,dikit lagi.Ntar nela kebawah.”balasku.
            Setelah selesai,aku turun kebawah dan sudah ditunggu oleh papa.Papa membawa dua potong roti,satu untuk aku dan satunya untuk dirinya.Roti itu kumakan sambil masuk kedalam mobil dan kumainkan gadjetku.Biasa,chattingan dengan teman-teman.dengan santai aku bertanya kepada papa,”Pah,sebenarnya kita itu mau kemana sih? Kok kayaknya rahasia banget.”sambil memakan roti. “Ya rahasia dong! Kalau papa kasih tau ke kamu namanya nggak surprise,sayang”.Balas papa meledek.Selama perjalanan aku hanya mendengarkan musik dan chattingan dengan temen-temen aja.Paling-paling papa ngajak ke Mall atau ke Dufan atau ke Taman safari kalau enggak ya kemana gituh.
            Lima belas menit perjalanan sudah sampai.Tetapi anehnya bukan tempat yang kusebutkan tadi tujuannya.Ini..ini...Pemakaman..!!
Deg!Jantungku mulai berdegup kencang setelah turun dari mobil.Kulepaskan headsheet
yang aku kenakan di telinga.
Tak disangka ternyata papa mengajakku ke pemakaman MAMA. Aku masih terpaku didalamnya,kembali semua kenangan sekaligus lamunanku pagi tadi tentang dua tahun silam. Rasanya nyata dan membekas, bak menohok relung hati. Saat-saat terakhir permintaanku pada mama,senyum mama,canda tawa mama,ledekan,nasihat semua yang mama berikan. Tak terasa air mata mengalir deras dari sudut mata, tak kuasa menahan semua teringat semua dentuman memori masa lalu yang menohok ulu hati. Rasanya sesak. Papa melihatku berlinang air mata langsung memelukku dan menasihatiku. “sayang, kamu kenapa menangis?Mama saja melihat kamu kesini sudah tersenyum lebar, masak nela nangis sih? Ayo jalan nela.”Papa mencoba menenangkanku.
            Selang beberapa menit, aku dan papa sudah sampai di peamakaman mama. Berbeda dengan sebelumnya, jika tadi aku langsung menangis sekarang tatapanku kosong melihat nisan yang terukir nama mama. Kupandangi sejenak. Aku langsung berhambur memeluk nisan mama, kutumpahkan segala perasaan yang berkecamuk di dada entah itu haru,tangis,duka,senang,tawa,marah,semua jadi satu. Aku luapkan semuanya!semuanya! aku ciumi nisan mama, sambil aku usap usap. Lalu aku mulai menceritakan semua kejadian yang aku alami setelah kepergian mama. Walaupun, papa setiap beberapa bulan mengajak menjenguk mama. Tapi kali ini berbeda, kenapa? Karena hari ini bertepatan dengan hari sesosok yang mulia.Hari IBU. Aku mulai menceritakan kejadian setahun lalu tentang perasaanku kala hanya mendapat peringkat 2, aku mengingat kata-kata bu cariel :
.”Kemudian juara 2 ini yang mengejutkan ibu dan pastinya kalian semua. Juara 2 diraih olehh...”. Apa? Apa maksud bu cariel bicara seperti itu? Apa aku hanya mendapat juara 2 kah?Seluruh pertanyaan menghujam otakku disertai dengan degup jantung yang semakin berdetak dengan cepat seakan akan hampir mau lepas.Aku ingin menangis.Belum.Aku harus tahan dulu. “Nela Anastasya Wiraadjmaja...!!Nela silakan maju nak,ibu sangat bangga padamu.Karena usahamu kamu bisa menjadi unggul.Pertahankan sayang.”. Tidak!!! Hanya dalam hati kubisa menjerit dengan sekeras-kerasnya.Walaupun seluruh kelas riuh dengan tepuk tangan.Aku menangis dalam hati.Aku tidak mampu berkata apa-apa.Hanya pertanyaan-pertanyaan yang menghujam otakku yang sekarang kufikirkan.Bagaimana dengan mama?Bagaimana tanggapan mama nanti?Bagaimana respon mama nanti?Aku sudah membuat mama kecewa pastinya.Aku takut jika mama sedih. Aku hanya maju dengan diam.Aku masih menahan air mata yang sedari tadi aku tahan.Aku hanya tersenyum kecil kepada bu Cariel dan teman teman.

 Pembagian raport hasil ujian telah selesai .Bel sudah berbunyi menandakan waktu pulang!Badanku rasanya tiba-tiba jadi tidak enak.Apa karena hasil ujian tadi ya?Atau aku takut dengan reaksi mama nanti? Oh,Tuhan kuatkan aku!
Tak terasa air mataku tumpah lagi,aku juga menceritakan bagaimana kelaparannya aku saat jalan kaki pulang sekolah seusai pengumuman itu, ditambah badan serasa akan roboh. Betapa gelisahnya aku jika sampai rumah nanti aku hanya dapat berkata “Ma,aku hanya dapat juara 2”,pikirku dalam hati. Aku berusaha berjalan ditengah terik matahari yang menyengat dan rasa lapar nan haus, sampai pikiran tentang juara tadi hilang. Ketika hampir tiba di istanaku,terlihat dari jarakku begitu ramainya rumahku. Setelah sampai di dalamnya ternyata seorang yang berharga bagai jantung hidupku telah terbujur kaku tertutup kain putih yang mana disampingnya beberapa sedang membacakan bacaan doa. Sekujur tubuh rasanya seperti dihantam supernova bahkan indraku serasa mati seketika. Aku jatuh! Aku jatuh! Kehilangan sesosok yang berpengaruh dalam kehidupanku. Aku tak kuasa melihat kejadian itu, aku menangis di dada mama. Kala itu ayah juga tak kuasa melihat nela kecil menangis. “Nak, kamu harus kuat ya. Mama udah bahagia disana, mama udah dijemput malaikat untuk diantar ke surga,Nak!”. Ayah menenangkanku. “MAMAAA….Bangun maa, nela udah pulang maa…!!Maafiin,Nela udah ga  nepatin janji bisa dapet rangking 1 maa!!! Nela Cuma dapet ranking 2 maa…!!!! Mama ga seneng ya nela dapet rangking  2 makanya mama tiduran gitu, maa bangun maaa….!!!! Nela ga minta-minta dibeliin sepeda lagi deh, biar mama yang nganterin nela aja,biar bisa bersama teruss.. maaaa ..BANGUNNNNNN!!!!!!!!..hiks..hikss..”. emosiku tak terkendali, berkecamuk. Aku tak kuat! Aku tak kuat! aku tak sadarkan diri. Ketika aku bangun “PAPAA… Mama kemana kok belum masak air buat nela mandi??”. Papa yang mendengar itu tertegun, lantas memelukku sembari menahan isakan. “Nak, Mama lagi berbahagia. Jadi sekarang papa yang akan masakin air hangat buat nela mandi.Ya,Nak?’’. “Pa, mama udah ga sayang nela ya? Kok nela ditinggal pergi secepat ini? Apa karena nela Cuma dapet juara 2 di kelas? Apa karena nela nakal sama mama papa? Apa karena…”. Papa memotong apa yang aku ucapkan. “sssttt..Nggak sayang. Mama sayang banget malahan sama nela kecil ini,”papa menjawab sembari tersenyum. “tapi kenapa mama ninggalin nela,Pa!!!!!?” sedikit emosiku meninggi,tangisan,jeritan,racauan tak jelas keluar dari mulutku. “Sayang,nanti pada waktunya akan papa ceritain semuanya sama kamu, tapi sekarang kamu mandi dulu ya uh.. bau nih anak papa!”. Kemudian aku menuruti perintah papa. Dan tepukan bahu menyadarkanku dari segala khayalan,lamunan sekaligus kenangan masa lalu. Aku membiarkan air mataku mengucur terurai. “Nela?”. Panggil papa.
“Iya, pa. kenapa?”.jawabku sembari merapikan jilbab yang kukenakan. “Mungkin, ini waktu yang tepat buat papa cerita sama kamu”. “cerita apa pa?”. bingung dengan perkataan papa.
“Penyebab meninggalnya mama”. Seperti petir yang menyambar. Aku!Aku! serasa ingin roboh. Tapi aku harus kuat mendengarnya. Dengan tegas  aku menjawab,”Silakan,Pa.Nela akan mendengarkan setiap detailnya!”.”kamu, harus kuat. dulu itu, papa dan mama mempunyai rencana buat ngerayain ulang tahun kamu yang ke 13. Mama, punya ide ngerayainnya diluar. Mama udah booking salah satu restaurant sekaligus perlengkapan ulang tahun kamu. Dan mama ga pernah marah masalah peringkat itu. Mama sudah menyangka, peringkatmu akan bagus walaupun kamu tidak menjadi juara 1 di kelas, tetapi melihat usaha kamu mama menjadi tertegun,itu membuat kekuatan bertahan hidup mama menjadi lebih semangat.” Tutur papa. Namun ada sedikit kata yang menurutku aneh. “Maksud papa, itu membuat kekuatan bertahan hidup mama menjadi lebih semangat? Apa mama punya …. Pa jawab!!?”. Aku menyela. Papa terdiam sejenak menarik nafas pendek dan menghembuskannya. “Iya sayang, mama telah menderita tumor otak stadium akhir,mama sudah tahu dari awal,tapi mama tidak mau melakukan kemo, mama bilang.’percuma mas,entah sampai kemo berapapun aku tidak akan sembuh. Aku sudah siap kemungkinan apapun yang akan terjadi padaku.aku hanya berpesan sama mas, Tolong jaga Nela baik-baik mas. Dia Satu-satunya yang membuat aku bertahan hingga sekarang, setidaknya diulang tahunnya ke 13 aku masih bisa menemaninya untuk yang terakhir.’ Papa tidak bisa mencegah keputusan bulat yang dipilih mama,papa hanya bisa pasrah. Setidaknya dengan menuruti permintaan mama itu dapat membuat mama bahagia disana,Nela.”.Papa mulai terisak. DEG!
            Jadi, selama ini mama memiliki tumor dalam otaknya?! Tapi kenapa? Kenapa aku baru tahu semua itu. Ini tidak adil. Tangisku pecah tak karuan sambil memeluk nisan mama,racauan tak jelaspun keluar antah berantah dari bibir mungilku. Merasa tak adil bagiku, merasa sangat dan sangat terpukul dan amat menyesal. Andai aku tahu dari awal. Lalu papa meneruskan ceritanya.”Nak,tenanglah. Ini kemauan mama,. Dan ketika mempersiapkan segalanya untuk pesta ulang tahun. Tuhan berkehendak lain. Seketika itu mama merasakan kepalanya sangat pusing bahkan merasa semua urat nadinya terputus. Papa refleks dan bingung. Mama segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, setibanya….mama meninggal dunia karena setelah diperiksa ada beberapa pembuluh nadinya yang terputus.”.kata papa pasrah. Jilbab,wajah bahkan bajuku basah karena air mata yang tak hentinya mengalir. Hatiku rasanya seperti tertusuk duri yang amat tajam dan sangat menusuk relung ini. Aku kembali menatap seluruh makam mama dari ujung sana hingga ujung sini, aku tersenyum. Mungkin benar apa yang dikatakan papa. Aku harus sabar, ini kemauan mama. Aku tidak bisa menolak juga takdir dari Allah SWT. Dzat pengatur segalanya.”Ya Allah, tempatkanlah mamaku kedalam golongan orang-orang yang beriman. Angkatlah derajatnya, tinggikanlah dia, dan haramkanlah dari sambaran api nerakaMu, sampaikanlah salamku pada beliau bahwa aku disini baik-baik saja. Dan akan selalu mendoakannya, Ya Allah.”
            Aku mengambil beberapa bunga kamboja putih yang jatuh, “Maaf, mama mungkin ini tidaklah seberapa atas semua pengorbanan dan perjuangan yang telah mama lakukan selama ini. Aku tidak pernah sedikitpun rasa kesal menghampiriku ketika mama memarahi karena ulahku,”. Aku  tersenyum miris. “Ma, walaupun kita sudah berbeda dunia. Tetapi mama selalu ada di hati Nela”. Sembari memukul dadanya. “SELAMAT HARI IBU.. TETAPLAH MENJADI SESOSOK MALAIKAT CANTIKKU UNTUK SELAMANYA!.”.

0 komentar:

Posting Komentar