Rabu, 08 April 2015

KASIH TANPA BATAS

[Bukan Untuk Dibaca ] -- Mamaku hanya mempunyai 1 mata, aku membencinya… Dia memalukan bagiku. Dia memasak di SMP tempat aku bersekolah untuk biaya hidup kami. Pada suatu hari dia dating ke kelas dan menyapaku. Aku sangat malu, mengacuhkannya, dan berlari pergi.

      Keesokan harinya, teman-teman mengejekku. Ingin rasanya aku menghilang entah ke mana. Saat pulang, aku berteriak kepadanya, “kalau ingin membuatku bahan tertawaan dan ejekan, kenapa tidak mati saja?!” aku benar-benar marah pada saat itu! A.ku bertekad keluar dari rumah dan tidak berhubungan lagi dengan mama. Akhirnya aku mendapat beasiswa belajar di Singapura. Aku menikah, mepunyai anak, dan hidup bahagia.

      Sampai suatu hari, mama datang ke Singapura untuk menjengukku. Sesampainya di depan pintu, anak-anak ku melihatnya dan ketakutan. Saat itu juga aku berteriak, “beraninya kamu datang keerumahku, pergi saja jika kamu hanya ingin menakuti anak-anak ku!”. Dia terkejut dan menjawab, “maaf, mungkinsaya salah alamat.”

      Setahun kemudian, datanglah undangan reuni SMP dan aku hadir di acara tersebut. Aku sempat melihat satu rumah dimana aku tinggal pada waktu dulu. Kata seorang tetangga, mamaku sudah meninggal dan menitipkan sebuah surat kepadaku.

     Isinya adalah:
“anakku tercinta aku memikirkanmu setiap saat. Maafkan mama waktu mama ke Singapura dan menakut-nakuti anak-anakmu. Maafkan mama, jika membuatkamu malu di hadapan teman-teman mu dulu.
Semoga kamu mengerti bahwa pada waktu kamu masih kecil, kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan 1 mata, tapi mama tak sanggup melihat anak mama tumbuh dengan satu mata saja, jadi mama berikan satu mata untukmu. Aku bahagia karena anaku (kamu) akan memperlihatkan seluruh dunia untukku, dengan mata itu ”
With love, Mama


Pesan : Seandainya semua anak menyadari, bahwa kasih sayang dan pengorbanan Ibu itu sudah dimulai sejak kita berada dalam kandungannya. Maka sudah sepatutnya kita menghormati dan menyayangi beliau sebagaimana pengorbanan beliau ketika melahirkan kita dulu. Berkat Ibu, kita ada di dunia ini. Maka bersikap baiklah pada beliau. Surgamu ada di bawah telapak kaki Ibu mu … 

0 komentar:

Posting Komentar