assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat ukhrowi...
ini nih... hasil karya sahabat kita yang memenangkan event lomba kemarin...
penasaran ??? kayak apa sih karyanya ?? nah.. daripada tanya tanya sendiri, yookkk langsung aja dibaca.
MALAIKAT CANTIKKU
oleh : Sugiati Ning Sih
Senin,22
Desember 2014
WuuuUUsSHHh....!
Seperti biasa angin sejuk mulai
berkelana menusuk sudut sudut kulit ini seakan-akan helaian halus yang
tertancap di kulit merubah posisi menjadi siap karena dinginnya suhu yang
dibawa. Burung sekitar mulai serempak bernyanyi, bersenandung lagu pembangkit.Matahari
mulai tersenyum dengan kilauan
sinarnya. Hyuufhh...Menandakan
hari sudah pagi.
Aku mencoba beranjak dari
tempat tidurku namun rasa malas mulai menyergapku. Akhirnya dengan malas aku hanya duduk ditempat
tidur.Sambil menjernihkan mata kuamat-amati sekeliling kamar.Mataku berhenti
berkeliling saat menatap sebuah foto yang berukuran agak besar dengan bingkai
coklat mawar dengan tulisan ‘MAMA LOVE NELA’ .Kuamati dalam dalam
tulisan itu, Yeah! Itu adalah kado ulang tahunku yang ke-11 dari mama. Mama? Yap. Aku ingat betul.Tahun
kemarin dulu mama pernah bilang padaku,”Sayang,nanti kalau waktu ulang
tahunmu,kamu mau minta kado apa,Nak?”.Katanya. “Ma,aku mau dibeliin sepeda biar
mama gak capek tiap hari harus nganterin nela teruss..sama nela mau kado yang
sangat sangat spesial dari mamaku yang tercinta ini..!”Pintaku manja.
“Iya,sayangku..tapi nela harus janji 1 hal sama mama.Nela sanggup?”.Kata mama
sambil senyum. Dengan lagakku yang berfikir-fikir mencari jawaban ‘iya’ atau
‘tidak’,akhirnya aku mengiyakan sanggup dan bertanya,”Apa ma janji itu?”
“Kamu harus bisa mendapatkan juara 1 pada saat ujian nanti!”Jawabnya sambil
tersenyum meledek. Huuffpp....memang sih pada saat itu ultahku bertepatan
dengan UAS.
“Haduhh..!!”bisikku lirih. Padahal biasanya aku juara 1 dari bawah.hehehe.Tapi
apa sih yang enggak buat mama.Cieellahh..!! dan setelah ku fikirkan akhirnya
aku menjawab,”Oke,ma.Aku sanggup kok dapat juara 1 dikelas tapi dari bawah
ya..hehehe”.Kataku sambil tertawa. “Kamu ini,itu namanya bukan juara tapi
jauhnya..haha”.Balas mama sambil tertawa juga. “Baiklah,Ma. Nela sanggup kok!
Lihat saja nanti..!”.Kataku serius.
3 hari sebelum UAS berlangsung,Aku
mulai belajar dengan giat dan sungguh-sungguh.Semua buku ku pelajari,setiap
pulang sekolah aku belajar kepada guru. Aku bertanya materi-materi yang
susah.Sampai pernah aku kehujanan pulang karena terlalu larut hingga semuanya
basah.Sialnya, selama 1 minggu ujian berlangsung aku demam.Tetapi demi janjiku
kepada mama rasa demampun terobati.
Setelah 3 hari menunggu hasil ujian
yaitu tanggal 21 Desember 2013 yang bertepatan dengan hari ulang tahunku.Aku
sangat tidak sabar,semua murid dihimbau untuk masuk ke kelas.Dengan cepat aku
masuk ke kelas dan langsung duduk. Bu Cariel.Dia adalah wali kelas kami.Dia cantik,baik,serta
ramah denganku dan teman-teman lainnya.
Deg!Begitu
degup jantungku yang berdetak sangat cepat seakan ingin melepaskan
kemarahan.Huuffpp..Aku menunggu satu persatu nama dibacakan.Namun,sebelum itu
bu Cariel berkata,”Anak-anakku sekalian.Ada satu yang menarik dari hasil ujian
kali ini.Ada sebuah prestasi yang tiba-tiba diraih oleh seorang murid yang
sebelumnya selalu mendapat rangking 1 tapi dari bawah atau terakhir.”.Katanya
sambil tersenyum heran. Seluruh teman-teman tertawa terbahak-bahak.Aku hanya
diam dan menunggu serta agak tersipu malu karena aku merasa saja yang
dibicarakan bu cariel itu adalah aku.hehehe.
Bu cariel menenangkan kegaduhan yang ada.Semua diam.Lalu beliau membacakan
juara dimulai dari juara 3. “Nah,anak-anakku ibu akan membacakan ketiga besar
dari kelas kita.Untuk juara ke-3 diraih oleh...”. Jantungku semakin berdegup
kencang saja. “Nadia!!,silakan maju nak”.
Huffppp.....Nadia ternyata.tenang masih ada juara 1 dan 2. Kemudian bu cariel
melanjutkan lagi.”Kemudian juara 2 ini yang mengejutkan ibu dan pastinya kalian semua.
Juara 2 diraih olehh...”. Apa? Apa maksud bu cariel bicara seperti itu? Apa aku
hanya mendapat juara 2 kah?Seluruh pertanyaan menghujam otakku disertai dengan
degup jantung yang semakin berdetak dengan cepat seakan akan hampir mau
lepas.Aku ingin menangis.Belum.Aku harus tahan dulu. “Nela Anastasya
Wiraadjmaja...!!Nela silakan maju nak,ibu sangat bangga padamu.Karena usahamu
kamu bisa menjadi unggul.Pertahankan sayang.”. Tidak!!! Hanya dalam hati kubisa
menjerit dengan sekeras-kerasnya.Walaupun seluruh kelas riuh dengan tepuk
tangan.Aku menangis dalam hati.Aku tidak mampu berkata apa-apa.Hanya
pertanyaan-pertanyaan yang menghujam otakku yang sekarang kufikirkan.Bagaimana dengan mama?Bagaimana tanggapan
mama nanti?Bagaimana respon mama nanti?Aku sudah membuat mama kecewa
pastinya.Aku takut jika mama sedih. Aku hanya maju dengan diam.Aku masih
menahan air mata yang sedari tadi aku tahan.Aku hanya tersenyum kecil kepada bu
Cariel dan teman teman.
Pembagian raport hasil
ujian telah selesai .Bel sudah berbunyi menandakan waktu pulang!Badanku rasanya tiba-tiba jadi tidak
enak.Apa karena hasil ujian tadi ya?Atau aku takut dengan reaksi mama nanti?
Oh,Tuhan kuatkan aku!
15 menit aku menunggu di
gerbang.Tapi kenapa tak ada supir atau mama atau siapapun yang
menjeputku.Dimana mereka?Terpaksa aku pulang ke rumah dengan jalan kaki.Jarak
rumah dengan sekolahku berkisar kira-kira 2 km,mungkin itu jarak yang cukup
jauh. Akan tetapi, daripada aku menunggu sampai sore dengan solusi yang berat
aku harus pulang dengan jalan kaki.Di perjalanan pulang,keringat dingin tiba-tiba menyergapku,perutku agak terasa
sakit, Ya karena siang ini aku belum makan.Wajarlah,tapi kenapa perasaanku jadi
tidak enak begini ya!Ah, paling hanya perasaanku, sedikit lagi sampai dirumah.
Perjalanan setengah jam lebih yang cukup
melelahkan dan membuatku pusing.hahaha. ini kali pertama aku jalan kaki dari
sekolah hingga kerumah.
Hyuuffpp...sedikit lagi sudah
sampai. Dengan sisa tenaga yang kumiliki aku mencoba berlari sekencang
mungkin.Namun,anehnya dari kejauhan kenapa rumah ramai orang ya?Aku semakin
tidak mengerti dengan hari ini.Semakin dekat dengan rumahku, Dan setibanya
dirumah ternyata.......................KrrekkKkK!!!!!
Suara pekik dari pintu memecah lamunanku.PAPA.Tak
terasa bulir-bulir bening menetes dari sudut mataku.Kuusap dengan segera agar
tak ketahuan oleh papa.
“Wahh....Cinderella papa sudah bangun ternyata!!”.Sambut papa.
“Huuaahhh!!...Iya pa,ada apa?”.
“Emmm..Nak,segera mandi sana.Papa mau ajak kamu kesuatu tempat yang indah.”.
Kemana?Bisikku dalam hati.Tetapi papa menyuruhku untuk segera bergegas
mandi.Kemudian,aku mandi dan berpakaian juga berdandan.Kata mama perempuan itu
harus feminim kalau tomboy itu namanya wanita jadi-jadian.”Nela,udah selesai
belum nak?”.Teriak papa dari bawah. “Bentar pa,dikit lagi.Ntar nela
kebawah.”balasku.
Setelah selesai,aku turun kebawah
dan sudah ditunggu oleh papa.Papa membawa dua potong roti,satu untuk aku dan
satunya untuk dirinya.Roti itu kumakan sambil masuk kedalam mobil dan kumainkan
gadjetku.Biasa,chattingan dengan teman-teman.dengan santai aku bertanya kepada
papa,”Pah,sebenarnya kita itu mau kemana sih? Kok kayaknya rahasia
banget.”sambil memakan roti. “Ya rahasia dong! Kalau papa kasih tau ke kamu
namanya nggak surprise,sayang”.Balas papa meledek.Selama perjalanan aku hanya
mendengarkan musik dan chattingan dengan temen-temen aja.Paling-paling papa
ngajak ke Mall atau ke Dufan atau ke Taman safari kalau enggak ya kemana gituh.
Lima belas menit perjalanan sudah
sampai.Tetapi anehnya bukan tempat yang kusebutkan tadi
tujuannya.Ini..ini...Pemakaman..!!
Deg!Jantungku mulai berdegup kencang
setelah turun dari mobil.Kulepaskan headsheet
yang aku kenakan di telinga.Tak
disangka ternyata papa mengajakku ke pemakaman MAMA. Aku masih terpaku didalamnya,kembali semua kenangan sekaligus
lamunanku pagi tadi tentang dua tahun silam. Rasanya nyata dan membekas, bak
menohok relung hati. Saat-saat terakhir permintaanku pada mama,senyum
mama,canda tawa mama,ledekan,nasihat semua yang mama berikan. Tak terasa air
mata mengalir deras dari sudut mata, tak kuasa menahan semua teringat semua
dentuman memori masa lalu yang menohok ulu hati. Rasanya sesak. Papa melihatku
berlinang air mata langsung memelukku dan menasihatiku. “sayang, kamu kenapa
menangis?Mama saja melihat kamu kesini sudah tersenyum lebar, masak nela nangis
sih? Ayo jalan nela.”Papa mencoba menenangkanku.
Selang
beberapa menit, aku dan papa sudah sampai di peamakaman mama. Berbeda dengan
sebelumnya, jika tadi aku langsung menangis sekarang tatapanku kosong melihat
nisan yang terukir nama mama. Kupandangi sejenak. Aku langsung berhambur
memeluk nisan mama, kutumpahkan segala perasaan yang berkecamuk di dada entah
itu haru,tangis,duka,senang,tawa,marah,semua jadi satu. Aku luapkan
semuanya!semuanya! aku ciumi nisan mama, sambil aku usap usap. Lalu aku mulai
menceritakan semua kejadian yang aku alami setelah kepergian mama. Walaupun,
papa setiap beberapa bulan mengajak menjenguk mama. Tapi kali ini berbeda,
kenapa? Karena hari ini bertepatan dengan hari sesosok yang mulia.Hari IBU. Aku mulai menceritakan kejadian
setahun lalu tentang perasaanku kala hanya mendapat peringkat 2, aku mengingat
kata-kata bu cariel :
.”Kemudian juara 2 ini
yang mengejutkan ibu dan pastinya kalian semua. Juara 2 diraih olehh...”.
Apa? Apa maksud bu cariel bicara seperti itu? Apa aku hanya mendapat juara 2
kah?Seluruh pertanyaan menghujam otakku disertai dengan degup jantung yang
semakin berdetak dengan cepat seakan akan hampir mau lepas.Aku ingin
menangis.Belum.Aku harus tahan dulu. “Nela Anastasya Wiraadjmaja...!!Nela
silakan maju nak,ibu sangat bangga padamu.Karena usahamu kamu bisa menjadi
unggul.Pertahankan sayang.”. Tidak!!! Hanya dalam hati kubisa menjerit dengan
sekeras-kerasnya.Walaupun seluruh kelas riuh dengan tepuk tangan.Aku menangis
dalam hati.Aku tidak mampu berkata apa-apa.Hanya pertanyaan-pertanyaan yang
menghujam otakku yang sekarang kufikirkan.Bagaimana dengan mama?Bagaimana
tanggapan mama nanti?Bagaimana respon mama nanti?Aku sudah membuat mama kecewa
pastinya.Aku takut jika mama sedih. Aku hanya maju dengan diam.Aku masih
menahan air mata yang sedari tadi aku tahan.Aku hanya tersenyum kecil kepada bu
Cariel dan teman teman.
Pembagian
raport hasil ujian telah selesai .Bel sudah berbunyi menandakan waktu
pulang!Badanku rasanya tiba-tiba jadi tidak enak.Apa karena hasil ujian tadi
ya?Atau aku takut dengan reaksi mama nanti? Oh,Tuhan kuatkan aku!
Tak terasa air mataku tumpah lagi,aku juga
menceritakan bagaimana kelaparannya aku saat jalan kaki pulang sekolah seusai
pengumuman itu, ditambah badan serasa akan roboh. Betapa gelisahnya aku jika
sampai rumah nanti aku hanya dapat berkata “Ma,aku hanya dapat juara 2”,pikirku
dalam hati. Aku berusaha berjalan ditengah terik matahari yang menyengat dan
rasa lapar nan haus, sampai pikiran tentang juara tadi hilang. Ketika hampir
tiba di istanaku,terlihat dari jarakku begitu ramainya rumahku. Setelah sampai
di dalamnya ternyata seorang yang berharga bagai jantung hidupku telah terbujur
kaku tertutup kain putih yang mana disampingnya beberapa sedang membacakan
bacaan doa. Sekujur tubuh rasanya seperti dihantam supernova bahkan indraku
serasa mati seketika. Aku jatuh! Aku jatuh! Kehilangan sesosok yang berpengaruh
dalam kehidupanku. Aku tak kuasa melihat kejadian itu, aku menangis di dada
mama. Kala itu ayah juga tak kuasa melihat nela kecil menangis. “Nak, kamu
harus kuat ya. Mama udah bahagia disana, mama udah dijemput malaikat untuk
diantar ke surga,Nak!”. Ayah menenangkanku. “MAMAAA….Bangun maa, nela udah
pulang maa…!!Maafiin,Nela udah ga
nepatin janji bisa dapet rangking 1 maa!!! Nela Cuma dapet ranking 2
maa…!!!! Mama ga seneng ya nela dapet rangking
2 makanya mama tiduran gitu, maa bangun maaa….!!!! Nela ga minta-minta
dibeliin sepeda lagi deh, biar mama yang nganterin nela aja,biar bisa bersama
teruss.. maaaa ..BANGUNNNNNN!!!!!!!!..hiks..hikss..”.
emosiku tak terkendali, berkecamuk. Aku tak kuat! Aku tak kuat! aku tak
sadarkan diri. Ketika aku bangun “PAPAA… Mama kemana kok belum masak air buat
nela mandi??”. Papa yang mendengar itu tertegun, lantas memelukku sembari menahan
isakan. “Nak, Mama lagi berbahagia. Jadi sekarang papa yang akan masakin air
hangat buat nela mandi.Ya,Nak?’’. “Pa, mama udah ga sayang nela ya? Kok nela
ditinggal pergi secepat ini? Apa karena nela Cuma dapet juara 2 di kelas? Apa
karena nela nakal sama mama papa? Apa karena…”. Papa memotong apa yang aku
ucapkan. “sssttt..Nggak sayang. Mama sayang banget malahan sama nela kecil
ini,”papa menjawab sembari tersenyum. “tapi kenapa mama ninggalin
nela,Pa!!!!!?” sedikit emosiku meninggi,tangisan,jeritan,racauan tak jelas
keluar dari mulutku. “Sayang,nanti pada waktunya akan papa ceritain semuanya
sama kamu, tapi sekarang kamu mandi dulu ya uh.. bau nih anak papa!”. Kemudian
aku menuruti perintah papa. Dan tepukan bahu menyadarkanku dari segala
khayalan,lamunan sekaligus kenangan masa lalu. Aku membiarkan air mataku
mengucur terurai. “Nela?”. Panggil papa.
“Iya, pa. kenapa?”.jawabku sembari merapikan jilbab yang kukenakan. “Mungkin,
ini waktu yang tepat buat papa cerita sama kamu”. “cerita apa pa?”. bingung dengan
perkataan papa.
“Penyebab meninggalnya mama”. Seperti petir yang menyambar. Aku!Aku! serasa
ingin roboh. Tapi aku harus kuat mendengarnya. Dengan tegas aku menjawab,”Silakan,Pa.Nela akan
mendengarkan setiap detailnya!”.”kamu, harus kuat. dulu itu, papa dan mama
mempunyai rencana buat ngerayain ulang tahun kamu yang ke 13. Mama, punya ide
ngerayainnya diluar. Mama udah booking salah satu restaurant sekaligus perlengkapan
ulang tahun kamu. Dan mama ga pernah marah masalah peringkat itu. Mama sudah
menyangka, peringkatmu akan bagus walaupun kamu tidak menjadi juara 1 di kelas,
tetapi melihat usaha kamu mama menjadi tertegun,itu membuat kekuatan bertahan
hidup mama menjadi lebih semangat.” Tutur papa. Namun ada sedikit kata yang
menurutku aneh. “Maksud papa, itu membuat
kekuatan bertahan hidup mama menjadi lebih semangat? Apa mama punya …. Pa
jawab!!?”. Aku menyela. Papa terdiam sejenak menarik nafas pendek dan
menghembuskannya. “Iya sayang, mama telah menderita tumor otak stadium
akhir,mama sudah tahu dari awal,tapi mama tidak mau melakukan kemo, mama
bilang.’percuma mas,entah sampai kemo
berapapun aku tidak akan sembuh. Aku sudah siap kemungkinan apapun yang akan
terjadi padaku.aku hanya berpesan sama mas, Tolong jaga Nela baik-baik mas. Dia
Satu-satunya yang membuat aku bertahan hingga sekarang, setidaknya diulang
tahunnya ke 13 aku masih bisa menemaninya untuk yang terakhir.’ Papa tidak
bisa mencegah keputusan bulat yang dipilih mama,papa hanya bisa pasrah.
Setidaknya dengan menuruti permintaan mama itu dapat membuat mama bahagia
disana,Nela.”.Papa mulai terisak. DEG!
Jadi,
selama ini mama memiliki tumor dalam otaknya?! Tapi kenapa? Kenapa aku baru
tahu semua itu. Ini tidak adil. Tangisku pecah tak karuan sambil memeluk nisan
mama,racauan tak jelaspun keluar antah berantah dari bibir mungilku. Merasa tak
adil bagiku, merasa sangat dan sangat terpukul dan amat menyesal. Andai aku
tahu dari awal. Lalu papa meneruskan ceritanya.”Nak,tenanglah. Ini kemauan
mama,. Dan ketika mempersiapkan segalanya untuk pesta ulang tahun. Tuhan
berkehendak lain. Seketika itu mama merasakan kepalanya sangat pusing bahkan
merasa semua urat nadinya terputus. Papa refleks dan bingung. Mama segera
dilarikan ke rumah sakit. Namun, setibanya….mama meninggal dunia karena setelah
diperiksa ada beberapa pembuluh nadinya yang terputus.”.kata papa pasrah.
Jilbab,wajah bahkan bajuku basah karena air mata yang tak hentinya mengalir.
Hatiku rasanya seperti tertusuk duri yang amat tajam dan sangat menusuk relung
ini. Aku kembali menatap seluruh makam mama dari ujung sana hingga ujung sini,
aku tersenyum. Mungkin benar apa yang dikatakan papa. Aku harus sabar, ini
kemauan mama. Aku tidak bisa menolak juga takdir dari Allah SWT. Dzat pengatur
segalanya.”Ya Allah, tempatkanlah mamaku
kedalam golongan orang-orang yang beriman. Angkatlah derajatnya, tinggikanlah
dia, dan haramkanlah dari sambaran api nerakaMu, sampaikanlah salamku pada
beliau bahwa aku disini baik-baik saja. Dan akan selalu mendoakannya, Ya
Allah.”
Aku
mengambil beberapa bunga kamboja putih yang jatuh, “Maaf, mama mungkin ini
tidaklah seberapa atas semua pengorbanan dan perjuangan yang telah mama lakukan
selama ini. Aku tidak pernah sedikitpun rasa kesal menghampiriku ketika mama
memarahi karena ulahku,”. Aku tersenyum
miris. “Ma, walaupun kita sudah berbeda dunia. Tetapi mama selalu ada di hati
Nela”. Sembari memukul dadanya. “SELAMAT
HARI IBU.. TETAPLAH MENJADI SESOSOK MALAIKAT CANTIKKU UNTUK SELAMANYA!.”.